POSTULAT AKUNTANSI
Mata Kuliah: Teori
Akuntansi
STRUKTUR
TEORI AKUNTANSI: POSTULAT AKUNTANSI
Dosen
Pengampu:
Ali Fikri Hasibuan, S.E, M.Si
Oleh
:
Anne Novita
Manik (7153142001)
Gabe Gultom
(7152142005)
Hartina M
Purba (7153142008)

PRODI
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2018
Teori
menjadi landasan utama dari setiap memahami ilmu pengetahuan. Disiplin
akuntansi yang berkembang saat ini juga dibentuk oleh teori-teori yang
membangunnya. Pengembangan struktur teori akuntansi memberikan justifikasi yang
lebih baik pada aturan-aturan dan teknik-teknik yang ada telah dimulai dengan
pengujian yang dilakukan oleh Paton tentang pondasi dasar akuntansi. Upaya
tersebut diteruskan oleh beberapa teoritikawan akuntansi yang menggunakan baik
pendekatan deduktif maupun induktif. Tujuan utama mereka adalah untuk
mnegkondifikasi postulat-postulat dan prinsip-prinsip akuntansi dan menyusun
teori akuntansi yang koheren sehingga memungkinkan akuntan memperbaiki kualitas
pelaporan keuangan.
Meskipin
teori yang dihasilkan berbeda dalam artian siapa yang menggunakan informasi
akuntansi, apa yang dimaksud menggunakan data akuntansi dan sifat lingkungan
yang dianggap oleh pemakai dan pembuat data akuntansi, semua teori yang
menyediakan rangka acuan, atas struktur teori akuntansi, dengan kecukupan
metode tertentu yang dapat dinilai. Meskipun elemen-elemen struktur mungkin
berbeda menurut metodologi yang digunakan dan asumsi yang dibuat, consensus ada
dalam literature dan dalam praktik terkait dengan keunggulan elemen tertentu
sebagai pondasi yang esensial dari teori akuntansi.
Seperti
yang kita ketahui struktur teori akuntamsi terdiri dari beberapa elemen yaitu,
pernyataan tujuan, postulat akuntansi, pernyataan tentang prinsip-prinsip dan
teknik-teknik akuntansi. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang postulat
akuntansi.
1.
Apa pengertian
postulat akuntansi?
2.
Apa itu postulat entitas?
3.
Apa itu postulat
kelangsungan usaha?
4.
Apa itu postulat
unit pengukur?
5.
Apa itu postulat
periode akuntansi
1.
Untuk mengetahui
pengertian postulat akuntansi
2.
Untuk mengetahui
apa itu postulat entitas
3.
Untuk mengetahui
apa itu postulat kelangsungan usaha
4.
Untuk mengetahui
apa itu postulat unit pengukur
5.
Untuk mengetahui
apa itu postulat periode akuntansi
Postulat berasal dari bahasa
Latin yaitu Postulatum dan Postulare yang artinya meminta dan
menuntut. Menurut Lotze
postulat sebagai asumsi yang niscaya dan mutlak, yang berbeda dengan
hepotesis-hepotesis yang bersifat terkaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa
pembuktiannya. Dengan demikian, postulat adalah sebagai asumsi yang disepakati
benar tanpa perlu adanya pembuktian. Postulat tidak perlu adanya pembuktian
karena postulat ini merupakan suatu keterangan atau asumsi itu sudah disepakati
kebenarannya dan postulat ini juga bersifat badihi yang artinya tidak butuh
pada pembuktian seperti ‘kemustahilan dua hal yang kondradiktif’.
Menurut
Belkaoui (2000:171) Postulat akuntansi
adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum
berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan
lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum dari suatu lingkungan
dimana akuntansi itu beroperasi.
Postulat akuntansi (accounting postulate) adalah pernyataan atau
aksioma yangsangat jelas yang umumnya diterima berdasarkankesesuaiannya
terhadap tujuan laporan keuangan. Postulat akuntansi merupakan asumsi dasar
yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik,sosial, dan hukum dimana
akuntansi diterapkan.
Terdapat empat postulat akuntansi, yaitu: postulat entitas, postulat
kelangsungan usaha, postulat unit pengukuran, dan postulat periode akuntansi.
Postulat
entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang
terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat entitas
merumuskan bidang perhatian akuntan dan membatas jumlah objek, peristiwa dan
atribut peristiwa yang harus dimasukkan kedalam laporan keuangan. Perusahaan
dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomi yang berdiri sendiri,
bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau
pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomi tersebut
menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Cara
lain mendefinisikan akuntansi adalah
dalam kerangka kepentingan ekonomi berbagai pemakai, dan bukan aktivitas
ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini lebih berorientasi
pemakai daripada berorientasi perusahaan. Kepentingam pemakai, dan bukan
aktivitas ekonomi perusahaan, mendefinisi batasan entitas akuntansi dan
informasi yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan. Konsep dari
American Accounting Association tahun 1964 dan komite studi penelitian standar
tentang konsep entitas mendukung pandangan ini, meyatakan bahwa "batasan
entitas dapat diidentifikasi:
1) dengan menentukan kepentingan individual atau
2) dengan menentukan sifat kepentingan individual atau
kelompok.
Pendekatan
kedua justifikasi kemungkinan perluasan data yang merupakan hasil dari skopa
akuntansi baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan potensialsemua pemakai.
Sebagai contoh, informasi yang dihasilkan dari kemungkinan adopsi akuntansi
sumber daya manusia, akuntansi sosiol, ekonomi, akuntansi untuk kos modal,dan
pelaporan prakiraan keuangan mungkin akan semakin mudah masuk dalam laporan
keuangan yang didasarkan pendekatan pemakai daripada pendekatan perusahaan
dalam mendefinisikan entitas akuntansi.
Kesatuan
usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan
dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha, bukan pemilik. Akuntansi mengukur
hasil operasi dari suatu kesatuan usaha yang terpisah dan berbeda dengan
pemilik.Kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor (reporting entity) yang
bertanggung jawab kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat
pertanggungjawaban. Dan laporan keuangan merupakan media pertanggungjawaban.
Bagi perusahaan yang tidak berbadan hukum, maka pemisahan antara pemilik dan
manajemen merupakan praktek sehat yang sangat penting.
Postulat
kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas
akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas
yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan
untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau
bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.
Storey berpendapat bahwa hal tersebut merupakan konvensi realisasi dan bukan
konvensi kelangsungan usaha yang mensyaratkan penilaian sediaan cost. Sterling
berpendapat bahwa entitas akuntansi memiliki kehidupan yang tidak terbatas
tidak menjustifikasi nilai likuidasi , tetapi juga bahwa asumsi ini bukan
alasan yang memadai untuk menggunakan cost histories ketika terdapat
alternative penilaian lain yang lebih relevan. Chambers memandang kelangsungan
usaha sebagai entitas yang berada terus dalam keadaan likuidasi teratur, bukan
dalam lukuidasi dipaksakan. Fremgen menawarkan suatu definisi yang konsisten
dengan pandangan bahwa postulat kelangsungan usaha merupakan suatu kesimpulan
atau pertimbangan bukan asumsi, ketika dia menyatakan bahwa entitas dipandang
sebagai tetap berada dalam operasi secara tidak terbatas.
Postulat
ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost dan
book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah
dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan
didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan
ini tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau utang
dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada
perusahaan yang sudah berhenti dan menunggu akan dibubarkan umumnya
berbeda atau jauh lebih rendah dari
perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga
membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan,
konsep konservatisme maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama
perusahaan berjalan.
Postulat
going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar manajer bersikap
forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan pemahaman ini
diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam jangka
waktu yang lama atau terus menerus agar
ia mendapatkan value added dari kinerja
perusahaan.
Implikasinya :
- Jika entitas memiliki
kehidupan yang terbatas, maka laporan yang sesuai akan akan menspesifikasi
data terminal dan sifat likuidasi.
- Menjustifikasi penilaian
asset dengan dasar non likuidasi dan menyediakan dasar untuk akuntansi
depresiasi
- Harapan tentang manfaat
di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan dan memotivasi
investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.
Unit
pengukuran dan pertukaran diperlukan dalam pencatatan transaksi terhadap
perusahaan dengan metode yang sama atau seragam. Pengukuran umum yang dipilih
dalam akuntansi adalah unit moneter. Pertukaran barang, jasa, dan modal diukur
dalam satuan mata uang. Konsep ini menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran
dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam
satuan moneter.
Konsep
unit pengukuran berimplikasi pada dua keterbatasan utama dalam teori akuntansi
yaitu :
1. Akuntansi memiliki keterbatasan dalam membuat
perkiraan atas informasi yang dinyatakan pada satuan moneter, tidak mecatat dan
mendistribusikan informasi lainnya yang bersifat nonmoneter namun masih relevan
dalam aktivitas bisnis. Persepsi tersebut membawa pada definisi bahwa informasi
akuntansi adalah sebagai "formal, kuantitatif, dapat diaudit, numerik,
terstruktur, dan juga berorientasi pada masa yang lalu atau lampau" dan
mendefinisi informasi nonakuntansi sebagai "kualitatif, inform
naratif,tidak teraudit, dan berorientasi masa depan. Namun definisi ini
menunjukkan, bahwa meskipun akuntansi merupakan disiplin yang terkait dengan
pengukuran dan pengkomunikasian aktivitas moneter, dapat diperluas dalam
area-area yang sebelumnya dipandang sebagai bersifat kualitatif.
2. Nilai berfluktuasi karena tergantung kepada kemampuan
dari daya beli uang tersebut. Daya beli uang tersebut tidak stabil karena
dimakan oleh inflasi sehingga informasi keuangan yang disajikan kehilangan
relevansi, maka muncullah yang dikenal dengan akuntansi inflasi atau
menggunakan metode penilaian current cost.
2.5
Postulat Periode Akuntansi
Meskipun
konsep kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap ada untuk
periode waktu yang tak terbatas, pemakai akuntansi menginginkan berbagai informasi
tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan
jangka pendek. Kendala atas tanggapan yang muncul dari berbagai lingkungan
akuntansi, pernyataan atas konsep periode akuntansi menggambarkan bahwa
perubahan laporan keuangan atas kemajuan suatu perusahaan haruslah secara
periodik diungkapkan kepada pengguna akuntansi. Panjangnya suatu periode
akuntansi dapat bervariasi. Peraturan pajak pada umumnya memberikan syarat
kepada perusahaan dalam pelaporan keuangan dengan dasar tahunan, begitu juga
dengan praktik bisnis tradisioanal yang biasanya menerbitkan laporan keuangan
dengan periode normal selama satu tahun kalender Siklus bisnis apabila tidak
terhubung pada tahun kalender, akan lebih bisa dimanfaatkan untuk menutup satu
periode akuntansi ketika telah mencapai titik paling rendah pada aktivitas
bisnis. Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dan
berkelanjutan, kebanyakan perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang
menyediakan informasi keuangan triwulanan ataupun bulanan.
Dengan
meminta entitas untuk menyediakan secara periodic, laporan keuangan jangka
pendek, postulat periode akuntansi membebankan akrual dan tangguhan, penerapan
yang menyebabkan perbedaan penting antara akuntansi akrual dan kas. Setiap periode,
penggunaaan akrual dan tangguhan diminta dalam pembuatan posisi keuangan
perusahaan dalam istilah seperti expenses dibayar dimuka, pendapatan yang belum
diterima, gaji yang belum dibayar, dan expenses depresiasi. Akuntansi harus
menggantungkan pada pengalaman dan perimbangan untuk merekonsialisasi postulat
kontinuitas dan akrual serta tangguhan. Meskipun laporan keuangan jangka pendek
bersifat arbitrer dan kurang tepat, kekurangan dikesampingkan karena
signifikansinya bagi pemakai, dengan cara menentukan bahwa proses akuntansi
terus menghasilkan.
BAB
III
Postulat adalah sebagai asumsi yang disepakati
benar tanpa perlu adanya pembuktian. Postulat tidak perlu adanya pembuktian
karena postulat ini merupakan suatu keterangan atau asumsi itu sudah disepakati
kebenarannya dan postulat ini juga bersifat badihi yang artinya tidak butuh
pada pembuktian seperti ‘kemustahilan dua hal yang kondradiktif’.
Postulat akuntansi adalah pernyataan
yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan
kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan ekonomi,
politik, sosiologi dan hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi itu beroperasi. Terdapat empat
postulat akuntansi, yaitu: postulat entitas, postulat kelangsungan usaha,
postulat unit pengukuran, dan postulat periode akuntansi.
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap
perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya
dan perusahaan lain. Postulat entitas merumuskan bidang perhatian akuntan dan
membatas jumlah objek, peristiwa dan atribut peristiwa yang harus dimasukkan
kedalam laporan keuangan. Konsep dari
American Accounting Association tahun 1964 dan komite studi penelitian standar
tentang konsep entitas mendukung pandangan ini, meyatakan bahwa "batasan entitas
dapat diidentifikasi:
1. dengan menentukan
kepentingan individual atau
2. dengan menentukan
sifat kepentingan individual atau kelompok.
Postulat kelangsungan usaha, atau postulat
kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk
melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat
mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa
mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus
beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.
Unit pengukuran dan pertukaran diperlukan dalam
pencatatan transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang
seragam. Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter.
Konsep unit pengukuran berimplikasi pada dua
keterbatasan utama dalam teori akuntansi yaitu :
- Akuntansi memiliki
keterbatasan dalam membuat perkiraan atas informasi yang dinyatakan pada
satuan moneter, tidak mecatat dan mendistribusikan informasi lainnya yang
bersifat nonmoneter namun masih relevan dalam aktivitas bisnis.
- Nilai berfluktuasi karena
tergantung kepada kemampuan dari daya beli uang tersebut. Daya beli uang
tersebut tidak stabil karena dimakan oleh inflasi sehingga informasi
keuangan yang disajikan kehilangan relevansi, maka muncullah yang dikenal dengan
akuntansi inflasi atau menggunakan metode penilaian current cost.
Postulat periode akuntansi sebagai tanggapan
terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi
menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam
kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodic.
DAFTAR PUSTAKA
Belkaouli, A. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Fanani Achmad ”Kamus Istilah Populer”, Jogja, Ar Ruzz Media,cet 1 2009
Hery. 2009. Teori Akuntansi. Kencana: Jakarta.
https://kbbi.web.id/postulat.html
Ikhsan, Arfan. 2017. Teori Akuntansi. Medan : MADENATERA
Wikipedia. (2018,6 Januari). Postulat. Diakses 19 Maret 2018, dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Postulat/
Komentar
Posting Komentar