MAKALAH PSIKOLOGI PENDIIDKAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya hingga
makalah “Psikologi Pendidikan” ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Nindya Ayu
Pristanti, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan .
2. Teman-teman kelas A Pendidikan
Akuntansi Universitas Negeri Medan
angkatan 2015
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga
dapat menyempurnakan critical book di
waktu berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah “Psikologi
Pendidikan” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Medan, Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap
individu berbeda. Perbedaan yang dimaksud pada pembahasan ini adalah perbedaan
dalam intelegensi, bakat dan minat anak didik. Perbedaan-perbedaan ini menjadi
parameter yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak didik dalam
mengembangkan dirinya terutama di lingkungan sekolah.
Keberagaman-keberagaman
yang dimiliki setiap individu menjadikan mereka berbeda satu sama lain.
Sehingga dalam proses belajar tertentu akan ada kemajuan belajar siswa yang
berbeda-beda pula. Seorang guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran
sehingga ia turut andil dalam perkembangan
siswa didiknya. Dengan memahami perbedaan intelegensi, bakat dan minat
diharapkan seorang guru akan mampu mengarahkan, mengembangkan dan mendukung
pencapaian prestasi anak didiknya sesuai dengan potensi yang dimilikinya sebab
potensi tersebut tidak akan berkembang tanpa adanya latihan.
Dalam
makalah ini kita kan membahas tentang perbedaan individu, inteligensi, bakat
dan minat, kepribadian dalam proses dan hasil belajar.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud perbedaan individu?
2. Apa
yang dimaksud intelegensi, bakat dan minat?
3. Apa
perbedaan intelegensi, bakat dan minat?
4. Bagaimanakah
keterkaitan intelegensi,
bakat dan minat dalam proses belajar siswa?
C. Tujuan
1. Menjelaskan
maksud perbedaan individu
2. Mengetahui
pengertian intelegensi, bakat dan minat
3. Mengetahui
perbedaan intelegensi, bakat dan minat
4. Mengetahui
keterkaitan intelegensi,
bakat dan minat dalam proses belajar siswa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERBEDAAN INDIVIDU
Menurut Chaplin
Perbedaan Individual adalah sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam
suatu sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan individu lainnya.
Sedangkan Gerry dalam buku Perkembangan Peserta Didik karya Sunarto dan B.
Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual seperti berikut:
- Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis
kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
- Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama,
hubungan keluarga, dan suku.
- Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan
sikap.
- Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
- Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Perbedaan individual
terbentuk karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang berperan
paling pertama yaitu faktor bawaan. Setiap individu terlahir dari dua individu
yang juga berbeda antara satu dan lainnya sehingga menghasilkan variasi yang
berbeda pula. Kemudian faktor lingkungan dimana individu tersebut berkembang
menjadi faktor penentu berikutnya. Faktor lingkungan seperti keadaan sosial dan
ekonomi setiap individu berbeda satu sama lain, mengakibatkan karakteristik
individu berbeda pula.
B. PENGARUH
PERBEDAAN KEPRIBADIAN DALAM HASIL BELAJAR SISWA
Tiap orang mempunyai
sifat pribadi atau kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Kepribadian yang ada pada diri seseorang itu sedikit banyak turut mempengaruhi
keberhasilan hasil belajar siswa. Jika seorang siswa berhasil dalam belajarnya
maka ia telah mencapai prestasi belajar. Menurut Cooper (2000), prestasi adalah
suatu hal yang dipenuhi melalui kemampuan yang baik, usaha yang keras, dan
keteguhan hati yang kuat. Oleh karena itu dapat disimpulkan prestasi belajar
merupakan gambaran hasil tingkat kemampuan siswa baik dalam usaha yang keras
dan ketekunan berdasarkan proses belajar yang telah dilaksanakannya.
Kepribadian
berhubungan langsung dengan hasil belajar siswa. Misalnya seorang siswa yang
memiliki kepribadian koleris cenderung lebih cekatan dalam menyelesaikan tugas
dibandingkan seorang plegmatis yang cenderung tidak terburu-buru, selain itu
seorang koleris akan lebih cepat berkembang dengan adanya saingan berdasarkan
teori yang telah di jelaskan sebelumnya. Contoh lain, seorang siswa yang
memiliki kepribadian Melankolis cenderung perfeksionis dalam melakukan sesuatu.
Dalam belajar jika dihadapkan dalam tugas kelompok ia akan mengalami sedikit
kesulitan sebab dengan sifat perfeksionisnya teman sekolompoknya akan sulit
mengimbangi pola belajarnya yang cenderung berfikir sendiri sehingga
teman-temannya akan menyerahkan tugas tersebut kepadanya. Hal ini tentu akan
berdampak pada kesimbangan belajar dalam kelompok tersebut dimana siswa
melankolis tadi akan lebih menguasai materi daripada teman-teman satu
kelompoknya yang lain.
Maka dapat disimpulkan
bahwa kepribadian menjadi indikator yang sangat penting dalam menentukan hasil
belajar siswa. Dalam hal ini seorang guru tentu memainkan peran yang penting
dalam berhasilnya belajar siswa. Dengan memahami kepribadian-kepribadian yang
ada pada siswa-siswanya tentu akan memudahkannya dalam melakukan penilaian
hasil belajar. Tidak hanya berdasarkan kemampuan kognitif siswa semata tetapi
kemampuan siswa dalam interaksinya dengan kegiatan mengajar-belajar dalam
kepribadian aktif yang positif. Dan guru tetap berperan dalam membimbing
siswa-siswanya. Sebab seseorang dengan Indeks Akademik yang tinggi tidak akan
bermanfaat tanpa didasari kepribadian yang baik.
C. HUBUNGAN
KEPRIBADIAN DALAM BELAJAR SISWA
Erik Noftle dan Ricard
Robins (2007) melakukan penelitian mengenai kepribadian. Berdasarkan hasil
penelitian mereka di peroleh kesimpulan bahwa sifat-sifat kepribadian adalah
predictor yang kuat untuk banyak aspek kehidupan. Oleh karena itu aspek
kepribadian siswa perlu diketahui oleh guru sebagai pendidik, hal ini karena
aspek kepribadian memiliki kaitan erat dengan faktor-faktor yang mempenguhi
hasil belajar siswa. Guru harus mampu memahami aspek pribadi siswanya agar
dapat menentukan langkah seperti apa yang tepat dalam memberikan transfer ilmu
pada siswanya.
D. INTELIGENSI
Berikut ada beberapa pengertian Inteligensi menurut para ahli :
1.
Alferd Binet (1857-1911) dan Theodeore
Simon
Intelegensi
adalah kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, kemampuan
untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan
kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.
2.
Wechlsler (1965)
Intelegensi
adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir
secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.
3.
Walters dan Gardner (1986)
Intelegensi
adalah serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau
produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
Maka dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa Intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang
dapat digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan baru dengan
menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.
Menurut
M. Ngalim Purwanto (2004: 55-56), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
intelegensi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan antara intelegensi
seseorang dengan yang lain. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang, yaitu :
1.
Pembawaan
pembawaan
ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir batas
kesanggupan kita, yakni dapat tindaknya seseorang memecahkan suatu soal,
pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita.
2.
Kematangan
Tiap
organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, Tiap organ
(fisik dan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
3.
Pembentukan
pembentukan
ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelegensi.
4.
Minat
dan pembawaan yang khas
minat
mengarahkan pembuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dan dorongan bagi
pembawaan itu. Dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.
5.
Kebebasan
kebebasan
berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode juga bebas dalam
memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Sedangkan
menurut Bayley, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan intelektual individu,
yaitu:
a. Keturunan
b. Latar belakang sosial ekonomi
c. Lingkungan hidup
d. Kondisi fisik
e. Iklim emosi
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi intelegensi seseorang. Maka sebagai seorang pendidik seorang guru
harus mampu membantu mempengaruhi kemampuan intelektual siswa agar dapat
berfungsi secara maksimal dan mencoba melengkapi program pengajaran yang
ditujukan bagi mereka yang lambat dalam belajar.
E. BAKAT
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang
untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya
justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai
bawaan sejak lahir.
Jenis-jenis bakat antara lain sebagai
berikut:
- Bakat umum,
merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
- Bakat
khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :
- Bakat
Verbal
Bakat tentang
konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
- Bakat
Numerikal
Bakat tentang
konsep – konsep dalam bentuk angka.
- Bakat
Skolastik
Kombinasi kata –
kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini
merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton,
Einstein, dsb.)
- Bakat
Abstrak
Bakat yang bukan
kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran, bentuk dan
posisi-posisinya.
- Bakat
mekanik
Bakat tentang
prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
- Bakat
Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk
mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi.
Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan
sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas,
serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini
merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur
mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso,
Ansel Adams, dsb.)
- Bakat
kecepatan ketelitian klerikal
Bakat tentang
tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
- Bakat
bahasa (linguistik)
Bakat tentang
penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik,
stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.
F. MINAT
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk
memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan
perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59). Minat adalah
suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,
pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan
individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62).
Jadi, dapat disimpulkan minat ialah suatu
proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk
mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.
Jenis – jenis minat (Guilford, 1956) :
1.
Minat
vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
2.
Minat
profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
3.
Minat
komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi,
kesekretariatan dan lain – lain.
4.
Minat
kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.
5.
Minat
avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya
petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain.
Muhibbin Syah (2003: 132) membedakan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat
menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Faktor
internal (faktor dari dalam diri siswa) yang meliputi :
• aspek
fisiologis
kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus)
yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.
• aspek
psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari
dalam diri siswa yang terdiri dari, intelegensi, bakat siswa, sikap siswa,
minat siswa, motivasi siswa.
2. Faktor
Eksternal Siswa
• Lingkungan
Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari sekolah,
keluarga, masyarakat dan teman sekelas
• Lingkungan
Nonsosial
Lingkungan sosial terdiri dari gedung
sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah
tempat tinggal, alat-alat belajar.
3. Faktor
Pendekatan Belajar
Faktor
pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam
menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.
Sedangkan menurut Crow (1973:22), ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. The
Factor Inner Urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan
atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan
mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini
seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.
2. The
Factor Of Social Motive
Minat seseorang terhadap obyek atau
sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia
dan oleh motif sosial, missal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar
dapat status sosial yang tinggi pula.
3. Emosional
Factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai
pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam
suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat
menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya
kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
G. PERBEDAAN
INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT
Intelegensi dan Bakat merupakan kemampuan
yang berasal dari hereditas (pembawaan). Cepat atau lambatnya seseorang
misalnya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dipengaruhi tingkat intelegensinya
dan bakatnya. Akan tetapi tingkat intelegensi seseorang dapat berubah karena
dipengaruhi faktor-faktor tentu, misalnya orang yang rajin mengasah kemampuan
akademiknya dengan berlatih terus menerus akan mengalami peningkatan IQ.
Sedangkan bakat akan terus ada dalam diri seseorang, apakah ia latih atau tidak
kemampuan bakat seseorang akan selalu sama (bersifat permanen). Intelegensi dan
bakat merupakan kemampuan yang berasal dari genetik, sementara minat merupakan
kemampuan yang berupa kemauan seseorang yang tinggi terhadap sesuatu yang
dipengaruh oleh lingkungannya. Minat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sebab
dapat berubah karena perubahan trend maupun perubahan hobby seseorang
(berorientasi pada hobby). Akan tetapi minat akan berpengaruh besar dalam
perkembangan intelegensi dan bakat seseorang sebab dengan memiliki minat akan
membangkitkan motivasi seseorang dalam mengasah kemampuan yang ada pada
dirinya.
Maka berdasarkan
penjelasan diatas maka point-point perbedaan dan persamaan intelegensi, bakat
dan minat dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut :
|
Intelegensi
|
Bakat
|
Minat
|
|
Pembawaan (Hereditas)
|
Pembawaan (Hereditas)
|
Lingkungan
|
|
Lepas dari aspek suka atau tidak suka
|
Lepas dari aspek suka atau tidak suka
|
Orientasi pada hobi/ kesukaan semata
|
|
Permanen, tetapi dapat berubah jika
dipengaruhi faktor-faktor tertentu
|
Tidak mudah berubah dan bersifat
permanen
|
Mudah berubah sesuai dengan tren yang
ada
|
|
Genetik lebih dominan
|
Genetik lebih dominan
|
Genetik tidak dominan
|
|
Membutuhkan latihan
|
Membutuhkan latihan
|
Membutuhkan latihan
|
|
Tidak selalu berdasarkan motivasi
|
Membutuhkan motivasi
|
Membutuhkan motivasi
|
H. KETERKAITAN
INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT DALAM PROSES BELAJAR SISWA
Intelegensi, bakat dan
minat pada hakikatnya memiliki persamaan dalam konsep perkembangan. Intelegensi
dan bakat yang tidak diasah atau dilatih tidak akan mengalami kemajuan.
Sementara tanpa adanya minat dalam mengembangkan intelegensi dan bakat akan
mempengaruhi perkembangan atau tidak akan mengalami kemajuan sama sekali sebab
minat merupakan indikator motivasi anak didik dalam mempelajari dan menunjukkan
kinerja yang tinggi dalam proses belajar. Bakat akan sulit berkembang dengan
baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang
berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni, misalnya seni, musik, hitung
menghitung, bahasa, dan lain-lain merupakan hasil interaksi antara bakat bawaan
dan faktor lingkungan serta didukung dengan faktor kepribadian dan sikap kerja
seseorang.
Intelegensi, bakat dan
minat memiliki hubungan satu sama lain, dimana jika salah satunya tidak terpenuhi
maka akan mempengaruhi yang lain. Hal ini dapat kita cermati dari hasil
penelitian Heller, Monks, dan Passow (Wimbarti : 2000), bahwa dari 100 anak
yang memiliki IQ tinggi di California yang diteliti sejak tahun 1920 hingga
sekarang diantara mereka ada yang menjadi orang terkenal, diantaranya senator,
sebagian menerima hadiah nobel untuk Iptek, menjadi bintang film terkenal,
sutradara tersohor, novelis dan lain-lain. Namun ada juga diantara mereka yang
menjadi pembersih kantor, tukang sapu jalan, dan pekerja kasar lainnya. Dengan
demikian orang-orang yang memiliki kemampuan IQ yang tinggi tidak selamanya
akan berhasil dalam hidupnya. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Harjito
dkk., (1993) pada siswa SMA di Indonesia yang memperoleh prestasi belajar rendah
atau yang mempunyai permasalahan kesukaran belajar di sekolah. Hasilnya
menunjukkan tidak selamanya siswa yang memiliki prestasi belajar rendah dan
memiliki kesukaran belajar berasal dari siswa yang memiliki inteligensi rendah.
Kenyataan menunjukkan beberapa siswa yang memiliki IQ diatas rata-rata memiliki
prestasi belajar yang rendah dan beberapa memiliki permasalahan dalam belajar.
Maka dapat disimpulkan
bahwa Intelegensi, bakat dan minat pada peserta didik harus dikembangkan secara
bersamaan dan bertahap. Sebab ketiganya memiliki keterkaitan satu sama lain.
Seorang anak didik yang tahu akan kapasitas intelegensi, bakat dan minatnya
sejak dini akan mampu menjadikan bakat tersebut sebagai bekal untuk memperoleh
kekuatan saat mereka dewasa nanti dan akan membuka peluang bagi mereka untuk
menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasiliatator pembelajaran yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa sebaiknya dapat mengenali
kemampuan seperti apa yang dimiliki oleh siswanya.
Untuk meningkatkan
kemampuan intelegensi, bakat dan minat peserta didik dengan baik maka seorang
pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dorongan.
Dorongan secara berlebihan (pemaksaan) pada anak didik dapat melunturkan
motivasi anak untuk mengembangkan diri mereka.
2. Pujian.
Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi dapat membawa anak terjebak ke dalam
sikap lupa diri.
BAB III
KESIMPULAN
Tidak ada satupun individu sama persis
dengan individu yang lain. Setiap individu unik baik karena faktor –faktor yang
diturunkan oleh kedua orang tua maupun akibat hasil interaksi individu dengan
lingkungannya. Perbedaan yang khas dan unik tersebut disebut dengan keberagaman
individual. Keberagaman individual menyebabkan perbedaan kemampuan intelegensi,
bakat dan minat pada setiap individu.
Dengan
memahami kapasitas (intelegensi, bakat dan minat) anak didiknya, seorang guru
akan mampu merancang model pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan
kemampuan intelegensi anak didiknya sehingga dapar meningkatkan minat dan
motivasi yang tinggi dalam proses belajar peserta didik. Proses pembelajaran
yang dilandasi oleh pemahaman terhadap peserta didik juga dapat mengembangkan
suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu seorang guru yang mengenali
bakat dan minat peserta didik akan mampu mengarahkan anak didiknya dalam
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Sehingga dengan adanya
perkembangan-perkembangan tersebut diharapkan dapat menjadi indikator
meningkatnya hasil prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Syah,
Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Milfayetty,
Sri dkk. 2018. Psikologi Pendidikan.
Medan: PPs Unimed
https://www.academia.edu/24115180/makalah_psikologi_pendidikan_perbedaan_individu
https://blog.uad.ac.id/arif1400001038/2016/07/26/pengertian-bakat-dan-minat/
Komentar
Posting Komentar