KONSEP PSIKOLOGI PENDIDIKAN


A.    KONSEP PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologindalam pendidikan memiliki arti sendiri yakni, ilmu yang mempelajari pross belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan.
             Pada hakikatnya Pendidikan adalah proses pembentukan peserta didik. Agar pembentukan tersebut efektif dan berhasil maka pendidik harus memiliki kualifikasi atau kecakapan dalam Psikologi Pendidikan. Psikologi Pendidikan pada dasarnya merupakan sub-disiplin psikologi yang menyelidiki masalah-masalah psikologis dalam pendidikan yang kemudian di rumuskan dalam bentuk konsep, teori dan metode sebagai solusi dari masalah-masalah tersebut.
             Psikologi Pendidikan juga menjelaskan karakteristik atau pola pembelajaran yang di sesuaikan berdasarkan usia (perkembangan kognitifnya). Jika usia peserta didik masih 5 tahun, maka metode pembelajarannya belajar sambil bermain begitu juga jika sudah berusia remaja maka dapat di terapakan metode diskusi kelompok. Sehingga dengan mempelajari Psikologi Pendidikan Pendidik akan menyadari dan memahami bahwa peran ia sesungguhnya adalah membuat peserta didik mau dan tahu bagaimana cara belajar. Bukan dengan memberikan informasi sebanyak mungkin, melainkan membuat peserta didik menyukai kegiatan mencari informasi sebanyak mungkin.              

B.    SEJARAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

             Penggunaan psikologi dalam dunia pendidikan sudah berlngsung sejak zaman dahulu meskipun istilah psikologi pendidikan sendiri pada masa awal oemanfaatannya belum dikenali orang. Namun, seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembang secara resmi sebuah cabang khusus psikologi yang disebut psikologi pendidikan itu. Kemudian, menurut David (1972) pada umumnya para ahli memandang bahwa Johann Friedrich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan yang menurut sebagian ahli masih merupaka sempalan psikologi lainnya.
             Herbart adalah seolang filosof dan pengarang kenamaan yang lahir di Oldenburg, Jerman, pada tanggal 4 Mei 1776. Pada usia 29 tahun ia menjadi dosen filsafat di Gottingen dan mencapai puncak karirnya pada tahun 1809 ketika dia diangkat menjadi ketua jurusan Filsafat di Konisberg sampai tahun 1833. Ia meninggal di Gottingen pada tanggal 14 Agustus 1841. Nama Herbart kemudian diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an. Konsep utama pemikiran Herbartianise ialah apperceptive masss, sebuah istilah ynag khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan Herbart, proses belajar atau memahami sesuatu yang bergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan-hubungan antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki.
             Ada beberapa hal lain dalam sejarah psikologi pendidikan yaitu :
1.       DEMOCRITUS
Pada abad ke-5 sebelum masehi, sebagai contoh,  Democritus  menulis tentang manfaat - manfaat tindakan  oleh  sekolah  dan pengaruh lingkungan rumah pada keberhasilan belajar individu.
2.       PLATO  & ARISTOTELES
                Pada abad ke-4 sebelum masehi, Plato and Aristoteles berdikusi tentang topik-topik psikologi pendidikan :
a.       Jenis-jenis pendidikan yang sesuai berdasarkan perbedaan-perbedaan peserta didik;
b.       Latihan-latihan jasmani dan pengembanganketerampilan psikomotor
c.        Bentuk-bentuk karakter yang baik;
d.       Kemungkinan-kemungkinan dan keterbatasan-keterbatasan pendidikan moral;
e.        Efek dari musik, puisi, dan seni-seni lainnya pada perkembangan individu;
f.        Peranan guru;
g.        Relasi antara guru dengan siswa;
h.       Alat-alat dan metoda mengajar;
i.         Jenis-jenis aktivitas belajar;
j.         Prinsip-prinsip belajar;
k.       Afeksi dan belajar;
l.         Belajar terlepas dari guru

3.       JOHAN AMOS COMENIUS (1592-1671, Seorang ahli pendidikan dari  Cekho.)
a.       Anak jangan dianggap sebagai miniatur orang dewasa;
b.       Pembelajaran hendaknya dapat menarik perhatian anak, lakukanlah dengan menggunakan alat peraga sehingga anak dapat mengamati, mengalami, dan menyelidiki.
4.       JEAN JAQUES ROUSSEAU (1712-1778, seorang pemikir dari Perancis).
a.       Segala-galanya baik ketika datang dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia.
b.       Campur tangan orang tua/orang dewasa thd. Perkembangan anak dapat menimbulkan masalah jika hal itu tidak dilakukan dengan hati-hati.
c.        Para pendidik hendaknya membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik.
5.       J.P. PESTALOZZI (1746 – 1872, seorang pendidik dari Swiss)
a.       Ia berusaha meningkatkan pendidikan di masyarakat dengan cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak.
b.       Ia menganjurkan agar pendidikan untuk anak disesuaikan dgn perkembangan jiwa anak.
c.        Ia menyarankan agar proses pembelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari yang paling mudah meningkat ke yang lebih sulit, sulit, dan seterusnya.
6.       FRIDRICH FROBEL (1782 – 1852, seorang pendidik dari Jerman)
a.        Ia mendirikan Kinder Garten (taman kanak-kanak).
b.        Menurut Frobel, taman kanak-kanak merupa-kan tempat bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, melatih daya cipta, dan menger-jakan pekerjaan tangan secara bersama.
7.       WILIAM JAMES (1842-1910)
                Pada tahun 1890, Wiliam James menerbitkan bukunya yang pertama berjudul “Principles of Psychology”. Kemudian ia memberikan kuliah yang bertajuk “talk to teacher”. Dalam diskusinya ia membahas mengenai aplikasi psikologi mendidik anak. Ia menekankan pentingnya memperlajari proses belajar mengajar dikelas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ia merekomendasikan mengajar pada titik yang lebih tinggi diatas pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan memperluas cakrawala pemikiran anak.
8.       E.L THORNDIKE dan DEWEY
                                Mereka mengemukakan bahawa anak adalah pembelajar aktif, pendidikan      untuk semua anak, penekanannya pada anak terhadap adaptasi lingkungannya              dan cita-cita demokratis agar semua anak mendapatkan pendidikan yang baik. Menjelang akhir abad ke-20 banyak ahli psikologi pendidikan kembali  menekankan pada aspek kognitif dalam proses belajar seperti yang pernah didukung oleh james dan deewey pada awal abad ke-20 baik pendekatan kognitif maupun behavioral masih menjadi bagian dari psikologi pendidikan  sampai sekarang.

C.    TEORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1.       Teori Behavioristik
                Teori ini menjelaskan tentang pengamatan perubahan tentang tingkah laku yang di pengaruhi peristiwa di sekitar. Teori ini berpandangan bahwa belajar terjadi karena operant conditionin, yaitu jika seseorang belajar dengan baik maka ia akan mendapat hadiah dan hal itu akan meningkatkan kualitas belajarnya.

2.       Teori Kognitif (Bruner)
                Teori ini mengutamakan bagaimana cara mengembangkan fungsi kognitif         individu sehingga belajar menjadi maksimal. Fungsi kognitif penting karena dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam proses    pendidikan dan sebagai tolak ukur mensukseskan proses pembelajaran.
                Beberapa prinsip belajar kognitif yang penting (Roger) , yaitu :
a.       Manusia  memiliki  keinginan  alamiah  dalam  belajar,  memiliki  rasa ingin tahu alamiah terhadap dirinya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru.
b.       Belajar akan lebih cepat dan bermakna jika bahan yang dipelajari siswa relevan dengan kebutuhan siswa.
c.        Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif dari belajar secara pasif dan orang belajar lebih banayak bila belajar atas pengarahan sendiri.
d.       Belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar.
e.        Belajar atas prakarsa sendiri dengan melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran dan perasaan akan lebih baik dan tahan lama.
f.        Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri sendiri dan evaluasi dari orang lain tidak begitu penting

3.       Teori Belajar Humanisme (Carl R. Roger)
                Teori ini mengutamakan keterlibatan individual peserta didik secara keseluruhan, sebab belajar tidak akan berlangsung jika tidak ada keterlibatan emosional peserta didik. Teori ini menjelaskan bahwa      seseorang dapat memilih apa yang ingin dipelajari, mengusahakan dan menilai proses pembelajarannya sendiri, sehingga di perlukan motivasi dari peserta didik itu sendiri.

4.       Teori Konstruktivisme
Asumsi dasar teori konstruktivisme tentang belajar adalah bahwa setiap orang pada dasarnya sudah memiliki pengetahuan atau bekal awal tentang sesuatu yang akan dipelajari. Pembelajaran pada intinya adalah bagaimana mengembangkan atau mengkonstruksi (membangun) pengetahuan atau bekal awal yang sudah dimiliki tersebut menjadi sebuah pengetahuan baru dan utuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Yatim Riyanto yang mengatakan bahwa tujuan pembelajaran konstruktivisme ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong si belajar untuk berfikir dan berfikir ulang lalu mendemostrasikannya.

 

A.    MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan bagi Pendidik :
1.       Peka terhadap perilaku dan kebutuhan manusia untuk belajar
2.       Mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada diri peserta didik
3.       Mengetahui gejala-gejala yang di timbulkan oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar
4.       Mengembangkan diri sendiri untuk menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi ilmunya pada orang lain secara profesional
5.       Meningkatkan kemampuan meneliti
6.       Mengetahui metode mengajar yang efektif
Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan bagi Siswa Didik :
1.       Meningkatkan kemauan dan niat untuk  mencari dan mendapatkan ilmu.
2.       Mengenali dan mengerti hakekat belajar
3.       Mengembangkan kepribadian siswa
4.       Bertekad untuk meningkatkan harkat dirinya lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

KESIMPULAN


Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologindalam pendidikan memiliki arti sendiri yakni, ilmu yang mempelajari pross belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan mula-mula muncul di Jerman berkat kepeloporan Johann Friedrich Herbart, seorang filisof dan psikolog yang namanya diabadikan sebagai nama aliran pemikiran kependidikan “Herbartianisme”.
Ada beberapa teori dalam psikologi pendidikan yaitu: Teori Behaviorisme, Teori Kognitifisme, Teori Humanisme dan Teori Konstruktivisme. Sedangkan Ruang Lingkup dalam Psikologi Pendidikan dapat di lihat dalam proses pendidikan yaitu bagaimana tingkah laku peserta didik terhadap proses belajar dan tingkah laku pendidik dalam pembelajaran. Sehingga di simpulkan masalah belajar dan pembelajaran yang menjadi objek utama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

POSTULAT AKUNTANSI

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIIDKAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 “LIKUIDASI PERSEKUTUAN USAHA”